Berapa banyak komputer yang diperlukan untuk mengenali seekor kucing? Jawabannya adalah seribu komputer dengan prosesor 16.000 inti (core).
IlmuKomputer95.co.cc- Berapa banyak komputer yang diperlukan untuk mengenali seekor kucing? Jawabannya adalah seribu komputer dengan prosesor 16.000 inti (core).
Itulah, antara lain, yang ditemukan oleh tim peneliti di fasilitas rahasia "X Laboratory" milik Google. X Laboratory adalah tempat Google menciptakan konsep-konsep inovatif, seperti kacamata 'augmented reality' Google Googles.
Enam belas ribu inti prosesor dalam 1.000 komputer tersebut disambungkan membentuk neural network menggunakan lebih dari 1 miliar koneksi untuk mensimulasikan cara kerja otak manusia.
Tim X Laboratory kemudian "melepas" komputer super ini di internet. Saat berhadapan dengan lebih dari 10 juta file video digital di YouTube, otak sintetis bikinan Google ini berhasil mengenali bentuk fisik kucing dalam video.
Padahal, komputer tersebut sebelumnya sama sekali tidak tahu menahu soal kucing. "Kami tak pernah mengajarinya tentang kucing," ujar anggota tim peneliti Google Jeff Dean, seperti dilansir oleh New York Times.
Tak seperti studi sebelumnya yang melibatkan panduan dan pengawasan dari manusia, kali ini komputer dibiarkan mengambil inisiatif sendiri untuk mengenali obyek.
Komputer Google menyusun citra digital dari seekor kucing dengan memakai susunan hierarki lokasi ingatan untuk menarik sebuah ciri-ciri umum setelah dihadapkan dengan jutaan gambar.
Cara kerja software komputer ini sengaja dibuat untuk meniru teori biologi yang mengatakan bahwa tiap sel neuron "dilatih" di dalam otak untuk mengenali obyek tertentu.
Komputer tersebut dikatakan memiliki tingkat akurasi 15,8 persen dalam mengidentifikasi 20.000 kategori obyek. Angka tersebut diklaim para peneliti 70 persen lebih baik dari studi sebelumnya.
Tujuan akhir dari proyek ini adalah menciptakan komputer yang bisa belajar menganalisis data dan mengenali pola serta tren di dalamnya tanpa intervensi manusia. Dengan begitu, hal-hal seperti pendeteksian wajah dapat dilakukan tanpa perlu memberitahu komputer bahwa obyek di depannya adalah sebuah wajah.
Itulah, antara lain, yang ditemukan oleh tim peneliti di fasilitas rahasia "X Laboratory" milik Google. X Laboratory adalah tempat Google menciptakan konsep-konsep inovatif, seperti kacamata 'augmented reality' Google Googles.
Enam belas ribu inti prosesor dalam 1.000 komputer tersebut disambungkan membentuk neural network menggunakan lebih dari 1 miliar koneksi untuk mensimulasikan cara kerja otak manusia.
Tim X Laboratory kemudian "melepas" komputer super ini di internet. Saat berhadapan dengan lebih dari 10 juta file video digital di YouTube, otak sintetis bikinan Google ini berhasil mengenali bentuk fisik kucing dalam video.
Padahal, komputer tersebut sebelumnya sama sekali tidak tahu menahu soal kucing. "Kami tak pernah mengajarinya tentang kucing," ujar anggota tim peneliti Google Jeff Dean, seperti dilansir oleh New York Times.
Tak seperti studi sebelumnya yang melibatkan panduan dan pengawasan dari manusia, kali ini komputer dibiarkan mengambil inisiatif sendiri untuk mengenali obyek.
Komputer Google menyusun citra digital dari seekor kucing dengan memakai susunan hierarki lokasi ingatan untuk menarik sebuah ciri-ciri umum setelah dihadapkan dengan jutaan gambar.
Cara kerja software komputer ini sengaja dibuat untuk meniru teori biologi yang mengatakan bahwa tiap sel neuron "dilatih" di dalam otak untuk mengenali obyek tertentu.
Komputer tersebut dikatakan memiliki tingkat akurasi 15,8 persen dalam mengidentifikasi 20.000 kategori obyek. Angka tersebut diklaim para peneliti 70 persen lebih baik dari studi sebelumnya.
Tujuan akhir dari proyek ini adalah menciptakan komputer yang bisa belajar menganalisis data dan mengenali pola serta tren di dalamnya tanpa intervensi manusia. Dengan begitu, hal-hal seperti pendeteksian wajah dapat dilakukan tanpa perlu memberitahu komputer bahwa obyek di depannya adalah sebuah wajah.
Sumber : Kompas
Copyright © 2011-2013 Ilmu Komputer 95. Hak cipta dilindungi Oleh Undang-undang.
0 komentar